Peningkatan Kesiapsiagaan Menghadapi Erupsi Gunung Agung Bali Melalui Kolaborasi Unud, UGM, dan MFRI

Gunung Agung di Bali, dengan riwayat letusan yang signifikan, terus menghadirkan ancaman bencana erupsi bagi masyarakat setempat. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi risiko bencana, Lembaga Mount Fuji Research Institute (MFRI) bersama Fakultas Pariwisata (F-Par) dan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana (Unud), serta Fakultas MIPA UGM, mengadakan workshop bersama.

Workshop ini dilaksanakan di Restorant Lereng Agung pada tanggal 3 Febriuari 2024 yang dihadiri oleh 70 peserta dan narasumber dari berbagai daerah, termasuk perwakilan BPBD dari daerah-daerah yang memiliki gunung api aktif seperti Gunung Sinabung, Gunung Marapi, Gunung Kelud, Gunung Merapi, dan juga BPBD dari Jepang, Fujiyoshida. Tujuan utama dari workshop ini adalah meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi erupsi gunung berapi.

Sebagai bagian dari Proyek Astungkara Giri Agung Aman (AGAA), kegiatan ini merupakan upaya konkret untuk membangun masyarakat tangguh bencana di sekitar Gunung Agung. Selain itu, proyek ini didukung oleh Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), yang telah memberikan dana untuk pelatihan kebencanaan erupsi gunung api bagi siswa dan guru di beberapa desa sekitar Gunung Agung.

Sejumlah kegiatan telah dilaksanakan dalam proyek ini, termasuk workshop di kantor perbekel Besakih, pelatihan di MFRI Yamanashi, Jepang, dan juga pelatihan untuk kepala sekolah SD di Kecamatan Kubu. AGAA bersama FPRB Bali juga akan menetapkan dua sekolah dasar sebagai model dalam membangun kesadaran bencana dengan membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAD) di Lereng Agung.

Diskusi dalam workshop juga menyoroti perlunya memperkuat jejaring FPRB ke depan. Salah satu aspek yang penting adalah komitmen bersama dari berbagai pihak, termasuk dukungan anggaran dari pemerintah untuk memastikan kelangsungan FPRB. Contoh konkret dari BPBD Jawa Timur menunjukkan betapa pentingnya dukungan finansial dari pemerintah dalam hal persiapan kesiapsiagaan bencana.

Ketua FPRB Bali, Suta Wijata, menegaskan bahwa perhatian dari semua pihak sangatlah penting dalam menghadapi ancaman bencana. “Kami membutuhkan dukungan dari berbagai sektor, bukan hanya dalam hal pendanaan, tetapi juga dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana,” ujarnya.